Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Rabu, 18 Februari 2009

Ankuhnya Kembang Kenanga

Ankuhnya Kembang Kenanga
Tawadlunya Bunga Melati

Oleh : Abu Anfa



Di pagi yang cerah tatkala sang surya menepis dinginnya “Gunung Gibas” lalu menyulapnya menjadi kehangatan, seorang pemulung kayu bakar dari desa Buluheun berjalan menelusuri jalan setapak. Entah mengapa ia berhenti secara tiba tiba. sambil menarik napas dalam–dalam ternyata bukan saja sekedar menghirup udara segar namun semerbak kembang kenanga menyelinap menyentuh penciumannya. Pohon kenanga yang tinggi dan besar lagi kokoh menjadi perhatiannya. Namun tak berapa lama harum kenanga berubah menjadi lebih harum, tetapi rasa harumnya berubah rasa. Ternyata bunga melati putih telah mencuri perhatian si pemulung kayu bakar.
Rupanya Tuhan Sang Pemilik dua pohon tersebut sedang bicara dengan pak tua lewat ilham-Nya. Sehingga dengan ilham tersebut pak tua mampu mendengar dialog antar dua pohon tadi.
Wahai sobatku bunga melati, “Tidakkah kau tahu, tubuhku besar, dahanku kuat, akarku menancap ketanah dengan cengkraman yang kuat. Ini berarti aku adalah perkasa, bila angin datang menerpaku hanya ranting-rantingku saja yang bergoyang, sekalipun manusia mencabutku tidaklah mungkin bisa”. Dengan tenang melati berkata : “Sungguh hebat dirimu wahai kembang kenanga .” Mendapat pujian seperti itu lalu kembang kenanga lanjutkan ucapannya “Juga kau lihat warnaku kuning bagai emas bentukku bagaikan bintang dilangit, itu bertanda lambang kerajaan, akulah raja para kembang dan bunga sekaligus bintang para kembang“. “Tak salah apa yang kau katakan wahai kembang kenanga” jawab melati. Dengan semangat kenanga pun melanjutkan perkataannya, “Bila seseorang hendak memetikku ia harus bersusah payah menaiki pohon dan dahanku, itu berarti aku mengajarkan manusia agar hidup hendaklah bekerja keras, bila menginginkan sesuatu yang ia cita-citakan tercapai”. “Wa….h mulia sekali ajaranmu, sungguh prinsip hidupmu sangatlah bagus” kata melati. “Oo.. Iya hampir aku lupa, bila ada kematian atau persembahan hidup pasti aku dicari untuk menyempurnakan sesajennya, rasanya tanpa diriku persembahan tersebut kurang sempurna, nah.. ini juga menunjukkan bahwa aku si kenanga adalah kembang yang sangat dipentingkan dan dibutuhkan orang”. “Waow… hebat sekali engkau sahabatku, bunga kenanga.” Sahut bunga melati. “Nah sekarang giliranmu bercerita tentang keistimewaanmu melati”, kenanga menawarkan waktu kepada sahabatnya untuk bercerita. “Sahabatku kenanga, tak ada yang istimewa pada diriku, karena segala kebaikan, kebajikan, kemegahan, kekuatan dan kesempurnaan telah kau miliki dan itu semua hanya ada pada dirimu.” “Tapi aku melihatmu disanggul pengantin wanita dan dileher pengantin pria,” sela kenanga, “itu hanya penglihatanmua saja” Sahut melati. “Aku juga melihatmu wahai sahabatku melati, ketika para pejabat yang berprestasi dikalungi dirimu, lalu para seniman dan artis memilih dirimu untuk dijadikan judul film atau lagu, bukankah itu keistimewaanmu, bagaimana kau ini melati!” lanjut kenanga “Oh iya… hampir aku lupa bila kau jalan-jalan ke Pondok La Tansa pada bulan Juni nanti, pada acara haflatut takhrij, maka santri yang berprestasi dengan yudicium mumtaz dan syarof pasti akan dikalungi bunga melati sebagai tanda kehormatan dari Pak Kiayi. Apakah itu kau tidak akui sebagai keistimewaanmu? Sungguh bodoh kau melati!“ “Saudaraku kembang kenanga, kebesaran dan keperkasaan suatu makhluk bukan dilihat dari tubuhnya yang besar dan tinggi, akan tetapi, kebesaran jiwa dan luhurnya budi pekerti itulah sebenar-benarnya kebebasan dan setinggi-tingginya martabat.
Amal kebajikan makhluk akan menjadi baik manakala makhluk lain yang menyatakan baik, bukan si pelaku amal yang mengatakannya. Saudaraku kenanga! Kau dicari manusia, kau dipetik hanya untuk menemani manusia mati diatas pusaranya apakah artinya itu ? itu tak berarti. Kau penyempurna sesajen adalah persembahan, itu berarti kau salah satu faktor yang menyesatkan manusia.
Wahai saudaraku kembang kenanga! Seindah-indah pujian dan sanjungan adalah yang datangnya dari makhluk lain bukan dari diri sendiri, memuji diri sendiri adalah serendah-rendahnya martabat dan sedahsyat-dahsyatnya penipuan.
Adapun pejabat dan santri yang berprestasai. Lalu, mendapatkan pengharggaan dari atasannya atau dari kyainya itu adalah hak.” “cukup- cukup… melati, aku sedih mendengar tutur katamu”. Menjerit kenanga mendengar kata-kata melati. Lalu ia berkata: “pernahkah kau merasakan kesedihan seperti diriku ini wahai melati ?…”
Dengan menitikan air mata melati berkata, “Tak ada makhluk yang dari kesedihan bahkan ada dua kesedihan yang aku rasakan dipagi ini, pertama aku memiliki sahabat yang telah mencuri sifat Tuhan yaitu keangkuhan dan kesombongan serta puji-pujian, jika kau tahu yang berhak angkuh dan sombong hanyalah Tuhan, juga yang berhak dipuji dan disanjung, juga Tuhan yang telah menciptakan aku si bunga melati dan telah menciptakan kamu si kembang kenanga. Kesedihan yang kedua adalah bahwa sebentar lagi aku tidak bisa melihat dirimu lagi karna sejak tadi pak tua menantimu untuk menebang tubuhmu untuk dijadikan kayu bakar. Selamat jalan sahabatku! Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa keangkuhanmu.” Pohon kenangapun kini tumbang oleh tajamnya mata kapak pak tua.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar