"Setiap amal (nilainya) bergantung pada niat dan setiap orang akan memperoleh (sesuatu) sangat bergantung pada apa (kadar kekuatan) niatnya. …"(H.R.Bukhari dan Muslim)
Isi pokok hadits di atas adalah : (1) Kualitas amal seseorang akan sangat bergantung pada niatnya, (2) Tercapai tidaknya sebuah pekerjaan (amal) sangat bergantung pada kadar (kuat dan lemah) niatnya. Niat juga akan menentukan keberhasilan segala tujuan pekerjaan yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan keikhlasan dapat mendatangkan ketenangan dan kenyamanan dalam bekerja, serta lahirnya kekuatan bathin. Niat ikhlas karena Allah Swt, juga dapat mensugesti fisik menjadi kuat. Seperti digambarkan dalam kitab Mukhtahsar Ihya Ulum Ad Diin. Al Ghazali menuturkan sebuah kisah di Bani Israel.
Dahulu, ada seorang ahli ibadah, ia beribadah kepada Allah Swt. dalam masa yang lama. Suatu hari ia mendapat laporan dari suatu kaum tentang adanya satu kaum yang menyembah pohon. Mendengar itu ia marah dan berangkat menuju pohon itu sambil membawa kapak. Di tengah jalan ia dijegal oleh iblis yang menyerupai seorang tua. Lalu iblis itu berkata : "Engkau mau kemana?", Ahli ibadah itu menjawab : "Aku mau menebang pohon ini". Lalu iblis berkata lagi: "Bagaimana engkau ini, itu berarti engkau telah meninggalkan ibadah dan kesibukan dirimu. Engkau mencurahkan tanaga untuk urusan orang lain". Selanjutnya ahli ibadah itu menarik iblis dan membaringkannya ke tanah dan menduduki dadanya. Ketika si iblis mau dibunuh, ia berkata : "Wahai Fulan, Allah Swt telah menggugurkan kewajiban ini darimu. Cukuplah engkau beribadah dan tidak diwajibkan padamu mengurusi orang lain. Allah Swt. memiliki para Nabi di bumi. Kalau Dia menghendaki, niscaya Dia mengurus mereka penghuni bumi, dan memerintahkannya untuk menebang pohon ini". Ahli ibadah itu menjawab : "Aku tetap harus menebangnya".
Tiba-tiba si iblis menyerang ahli ibadah lagi. Namun dengan cepat dan tangkas serangan itu dapat dipatahkan dan si iblis dibanting untuk kedua kalinya hingga tersungkur kemudian dadanya diduduki kembali. Ketika hendak dibunuh, si iblis berkata : "Maukah engkau aku tunjukkan sesuatu hal yang memisahkan aku dan kamu? itu adalah lebih baik dan lebih bermanfaat bagimu". Ahli ibadah bertanya: "Apakah itu ?". Iblispun meminta ahli ibadah untuk melepaskannya, lalu Iblis berkata, "Engkau seorang fakir, engkau tidak punya apapun, engkau hanya menggantungkan hidup pada orang lain untuk mencukupi kebutuhanmu. Barangkali engkau ingin memberi kepada saudara-saudaramu dan menolong tetanggamu?”. “Benar!”, ahli ibadah menjawab. Kemudian Iblis menawarkan sesuatu : "Serahkan urusanmu ini padaku, pada setiap malam aku akan meletakkan dua dinar di sisi kepalamu. Apabila masuk pagi, engkau dapat mengambilnya. Sehingga engkau dapat menafkahi diri dan keluargamu, serta bersedekah kepada saudara-saudara. Hal itu lebih utama bagimu dan bagi kaum muslimin daripada menebang pohon ini yang tumbuh pada tempatnya. Menebangnya tidak menyebabkan bahaya bagi mereka, dan tidak pula mendatangkan manfaat kepada sudara-saudaramu orang-orang mukmin". Mendengar perkataan tersebut, ahli ibadah berfikir bahwa yang dikatakan ablis itu ada benarnya, kemudian ia berkata dalam hatinya, "orang tua itu benar, aku bukan Nabi yang diharuskan menebang pohon ini. Allah Swt pun tidak memerintahku untuk menebangnya. Maka dengan membiarkannya aku tidak berbuat maksiat dan apa yang ia katakan itu lebih banyak manfaatnya". Kemudian ia membuat perjanjian dengan iblis dan bersumpah padanya. Lalu ahli ibadah itu kembali ke tempat peribadatannya.
Ketika memasuki pagi, ia melihat dua dinar di sisi kepalanya. Demikian pula pada hari berikutnnya. Namun pada hari ketiga, uang itu tidak ditemukannya. Ia marah kemudian mengambil kapak utuk menebang pohon tadi. Namun di tengah jalan ia dihadang lagi oleh iblis, kemudian si iblis berkata, "Mau kemana engkau?". Ahli ibadah menjawab : "Aku akan menebang pohon itu". Mendengar jawaban itu si iblis berkata sambil tertawa, "Engkau bohong, Demi Allah engkau tidak akan mampu menebangnya, dan engkau tidak akan dapat melakukannya". Kemudian ahli ibadah itu menarik dan membanting si iblis seperti pertama kali ia lakukan. Namun kali ini ia tidak dapat melakukannya, malah sebaliknya ia dibanting terlebih dahulu oleh si iblis. Kemudian iblis menduduki dadanya sampai lemas. Kemudian iblis berkata, "Engkau harus menghentikan ini, jika tidak maka aku akan membunuhmu".
Ahli ibadah itu memandanginya, tetapi ia tak memiliki kekuatan untuk melawannya. Lalu berkata, "Wahai Fulan engkau telah mengalahkanku. Lepaskan aku! Beritahu, mengapa aku dapat mengalahkanmu pada kali pertama, tetapi kali ini engkau mengalahkanku?". Iblis menjawab : "Karena ketika pertama kali engkau marah, marah karena Allah Swt. dan niatmu untuk kepentingan akhirat sehingga Allah Swt menundukkanku kepadamu. Tetapi kali ini engkau marah karena nafsumu dan dunia, sehingga aku dapat membantingmu".
Selanjutnya, dari peristiwa di atas, Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa kisah ini sebagai penguat firman allah Swt., "Kecuali Hamba-hamba engkau yang mukhlish (orang ikhlas) di antara mereka", (Q.S.15 Al Hijr :40)
2 komentar:
wahhh
yang ini posting berat neh
:)
sepp mas postingane
Mas saya pinta yah...mau di masukin majalh mau g'..Trimzxx
Posting Komentar